CCUS Diusulkan Jadi Salah Satu Proyek Kerja Sama G20

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Saat ini Indonesia secara resmi memegang Presidensi G20 selama setahun, mulai 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di November 2022. Terdapat tiga topik utama yang dibahas G20 tahun ini yaitu Sistem Kesehatan Dunia, Transformasi Ekonomi dan Digital dan Transisi Energi.

Terkait topik utama transisi energi, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM akan mengusulkan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) menjadi salah satu proyek kerja sama dalam G20.

"Program CCUS dalam G20 menunjukkan keseriusan negara kita dalam menjaga lingkungan. Ini merupakan salah satu konsekuensi sebagai negara yang telah meratifikasi Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam arahannya kepada jajaran pegawai Direktorat Pembinaan Program Migas di Gedung Ibnu Sutowo, dalam Town Hall Meeting, Rabu (19/1).

Dikatakan Tutuka, agar CCUS dapat menjadi salah satu proyek kerja sama di G20, Indonesia harus menjalin kerja sama multilateral dengan anggota G20 lainnya. Untuk diketahui, G20 beranggotakan 19 negara ditambah Uni Eropa (EU). Negara-negara tersebut adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki dan Uni Eropa.

"Indonesia memang telah menjalin kerja sama dengan Jepang. Tapi itu tidak cukup. Diperlukan kerja sama dengan negara-negara lain agar skalanya lebih besar," ungkap Tutuka.

Tutuka mengusulkan negara-negara yang perlu digandeng lantaran telah memiliki pengalaman terkait CCUS adalah Kanada dan Amerika Serikat. "Kita masih cukup punya waktu untuk menjalin kerja sama multilateral agar CCUS dapat menjadi salah satu proyek kerja sama di G20," tambahnya.

Presidensi G20 mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger". Melalui tema ini, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Rangkaian Pertemuan G20 Presidensi 2022 berjumlah 150 events yang terdiri dari Pertemuan Working Groups, Engagement Groups, Deputies/Sherpa, Ministerial, dan KTT G20, serta Side Events. Isu CCS/CCUS akan menjadi salah satu topik bahasan dalam Side Events G20 tahun ini.

Pertemuan Dirjen Migas Tutuka Ariadji dengan jajaran Direktorat Pembinaan Program Migas bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi, semangat kerja, sekaligus ajang diskusi antara pimpinan dan pegawai. Dalam rangkaian acara ini, Direktur Pembinaan Program Migas Dwi Anggoro Ismukurnianto menyampaikan paparan mengenai capaian kinerja tahun 2021 direktorat yang dipimpinnya, serta rencana kerja tahun 2022.

Capaian Direktorat Pembinaan Program Migas tahun 2021, antara lain PNBP Migas mencapai Rp103,199 triliun, investasi migas sebesar USD15,9 miliar atau 94,59% dari target 2021 sebesar USD16,81 miliar. Rata-rata ICP bulan Januari hingga Desember sebesar USD68,47 per barel.

Selain itu, kebijakan implementasi penyesuaian harga gas untuk industri tertentu dan kelistrikan akan terus berjalan dan terus dilakukan monitoring terhadap implementasi tersebut.

Sedangkan untuk tahun 2022, rencana kerja Direktorat Pembinaan Program Migas, antara lain meningkatkan investasi migas yang ditargetkan sebesar USD17 miliar, meningkatkan kemampuan usaha penunjang migas dalam negeri, mendorong kerja sama bilateral dan multilateral, serta revisi Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional. (rls)